Kamis, 21 Mei 2009
TALK TOO MUCH
bilang SAYANK
katanya CINTA
suka berkomentar KANGEN
lagi-lagi terdengar oceh NYELENEH
melenggang tanpa KABAR diri
bikin aku BUTA diri membaca beberapa huruf BERJEJER
Otak KU BISING
Rabu, 13 Mei 2009
DIA TIBA
"Aku tiba" dia bilang.........!
"Aku sudah Dijakarta"
kesan yang tidak menghibur
jauh sebelum tiba "AKU SUDAH TAHU"
tetap saja diam, malas menanggapi ekspresi
aku hanya ingin menenggelamkan amarah.... diam saja!
aku kembali berfikir pada rindu
dia mulai membuat ku gelisah
ku kecap beberapa bahasa ingin bertemu
sebelum pada akhirnya dia kembali pergi
hujan...tii..tik..tik.. AKU TIDAK PEDULI
ku lihat beberapa setan, tetap saja aku melaju....
akhirnya aku tiba...
aku melihatnya berdiri, sembari memegangi payung.....
dia.......dia..tepat dihadapan ku.........
dalam hati ku berbincang
Rasa..seperti duri menyelinapi nafasku
aku sesak..........
Detak ini bertanya, ketika ku lihat cemburu
dan pilu yang memburu
ku lihat senyum mu tidak lagi mengijinkan aku cerita
ketika kau bawa aku masuk keruang sunyi
siapa aku?
aku tidak tahu?
aku ingin HENGKANG!
lalu ku bawa kau pergi
aku hanya ingin kau! menghabiskan waktu berdua
tidak ingin mereka! aku hanya ingin kamu....!
tapi..sepertinya kamu tidak mau tahu...."
"JENGKEL"
kutak kutik hp, apa kau tidak lihat aku bosan?
kau disini cuma sebentar? bisakah kau biarkan hp mu itu sejenak....
(amarah dalam hati, tapi ku biarkan)
"SEHARUSNYA"
sadar....dari dulu kau milik mereka.......
itu dunia mu...............
aku lelah.........
berdiri menunggu kisah berakhir
percakapan setengah hati, tidak ada kalimat melanjut
__________________________________________________________________
ku biarkan arahnya mengalun
celoteh hari-hari dia dirumah berkawan
bertemu sahabat pena, terus saja bertingkah sendiri
aku menanggap riang tak terbendung, senyum ku menampar ceritanya
berlari..berlari mengulang hari kemarin
saat kita tidak saling menatap
ketika kita hanya berburu cerita
menjelaskan apa yang terjadi hari ini
jelas-jelas ku ukir bingkai wajah miliknya dihati
ku rakit beberapa bangunan jiwa yang hampar
disetiap sudut kosong ku
memfragmentasikan cerita CINTA
aku dan dia bukan seorang pengecut
mengecap setiap tanya yang hadir
bahkan kami tidak peduli
mereka akan senang bila kami mengatakan YA,
mereka lebih tidak percaya bila kami mengucapkan TIDAK!
jadi untuk apa dijawab?!
"MALAM"
kaulah peluk direbana tidur ku
penjaga lelap sebelum mimpi mengejar ku bangun
aku tidak bisa tidur! sepanjang malam ku lihat ia risau
matanya ingin sekali menangis
menahan semua penat dilorong sepi
tetap saja aku tidak peduli,
rupa-rupa itu terus saja membuntuti
membuat saya MUAK!
sudah banyak menghabiskan kosong saya dengan DIA!
ingin menangis tapi lenyap
sudah ku telan bersama Asap rokok
kekuatiran, benci, sedih, semuanya sudah menjadi AMPAS
kini putungnya aku BUANG...
Sejenak ku teringat sebuah "NAMA"
ia lebih setia menemani langkah ku
setia merangkul tangis ku
setia mengecup tawa ku
namun jika berlama2 dengannya hanya akan membuat ku SAKIT!
aku bagai pemburu malam,
demi mencari isi dari semua kosong
serta menjawab semua tanya?
aku rindu aku yang dulu
aku yang tidak tahu apa itu "?"
aku rindu aku yang dulu
sebelum aku terbangun dari dunia ku
aku rindu aku yang dulu
ketika aku lahir, menghentakan tangis
dulu...
sebelum sekarang memperkenalkan dirinya
sebelum sekarang menceritakan takdir
sebelum sekarang aku mencari "?"
sekarang ku tinggalkan kisah "dulu"
dan ku kembalikan pada waktu, setelah aku mengenal sekarang
setelah sekarang, aku mengenal apa itu TAWA, AIRMATA, dan DIA!
sekarang ini...
aku masih gelisah menikmati malam
merebahi letih yang masih bertengger
ku lihat wajahnya masih gusar,
tangannya sibuk mengejakan tombol abjad A-Z
mengurainya menjadi kalimat.
entah apa yang dikerjakannya
aku tidak mau tahu!
ku biarkan saja ia menyelami malam ini sendiri
berkutat pada barang kesayangannya
sebab yang ku tahu,
ia tidak bisa hidup pada bunyi BEEP telepon genggamnya
aku masih asik menterjemahkan tulisan dari sebuah NAMA
"saya hampir musnah ditelan HAMPA dan SUNYI!"
ternyata dia kesepian...
sama seperti aku yang dulu sebelum sekarang DIA TIBA
"maaf saya tidak disana, tidak bisa ikut menemani HAMPA"
ku balas, kalimat itu ke no sebuah NAMA
beberapa saat AKu dan DIA Terdiam
tidak ada yang bisa aku perbincangkan, selain ajakan tidur!
sebab besok kita harus pergi, memesan keberangkatan mu
"hugh aku tidak bisa tidur" gelisah terus saja merayu
berusaha mematikan kantuk.
ternyata DIA masih belum lelap
waktu aku menyelimuti tubuhnya dengan peluk
inilah peluk yang ku cari
peluk hangat
peluk yang membuat aku tenang
peluk yang tak hanya aku ingin
tidurlah...
haus sudah musnah, kekasih ku sudah tiba
biarkan ku bawa hangat ini
biarkan tetap aku terjaga untuk peluk ini
biarkan dulu, sampai pada akhirnya kau pergi
esok masih panjang
esok kau masih disini
esok aku akan setia pada mu
esok tak ku biarkan kau ringkih
mendelik lelah, tanpa aku
tidurlah...aku menjaga mu sampai kita benar2 lelap
lusa...
diwaktu kau hengkang
kau akan melihat betapa baiknya aku saat kau tinggal
dan kembali melalui har-hari dengan wajah hampa.
lusa...
sebelum keberangkatan mu
ku peluk rinai di telaga mataku
ku simpan nanar tanpa terjun dipulam pipi ku
aku bertahan supaya jangan kau lihat aku murung
lusa...
menjelang keberangkatan mu
kita duduk bersama
menikmati sajian tunggu
menghabiskan beberapa sisa bara
kau tidak bicara selain tersenyum
sedangkan aku risau melihat detik semakin cepat
seolah maut hadir memaksa mu segera pergi
mengutuk panas menjadi gersang
jiwa ku seperti air yang jatuh menyentuh bumi
kuyup terjepit waktu
waktunya sudah tiba, kau harus berangkat!
persiapkan segala sesuatunya, jangan sampai tertinggal!
suara mandor masih komat-kamit memanggil penumpang
aku pasrah melepas senyum
dan mengatakan "hati-hati...kabari setelah sampai!"
begitu pula dengan DIA "pulangnya juga hati-hati, kabari jika sudah sampai,
terimakasih atas semuanya"
aku masih ingat bagaimana kau memeluk ku
menyelimuti ku
mengecup pipi ku
aku masih ingat suara mu
bagaimana gaya bahasa mu
dan beberapa cerita sahabat-sahabat mu
aku masih ingat!
semuanya masih terasa segar,
pertama kali aku menatap mu jelas-jelas
memperkenalkan mu pada teman dan sahabat ku
makan pagi dan siang bersama
aku sudah terlalu cukup bahagia
walau hanya sedikit kau bersama
aku tidak menuntut apa yang kau kejar!
ambilah...ambil mimpi-mimpi mu
kejarlah...kejar terus, jangan putu asa
aku bahagia selama kau bahagia
aku akan menunggu KAU MEMBAWA AKU PULANG!
_zhe_
RESAH
Sesat jiwa tak lagi mampu
Membicarakan rapuh
Aku hanya bisa terbaring
Membujur Kemuakan
Siapa lagi goyah yang mengantar???
Mendendangkan Jeritan Malam yang penuh bosan
Apa mereka sadar?
Tentang Malam yang bisu
Seperti kota mati
Apakah mereka sadar arti bahagia?
Bila tertawa saja masih bergidik sinis
Masih tidak Peduli dengan Waktu
Aku serasa manusia yang BODOH
Percaya dengan Kosong
Selasa, 10 Maret 2009
Wanita Terindah Ku
Melihat hati berkaca pada hujan
Ku lihat air terus melukis wajah mu
Ku lihat air terus memanggil kau yang jauh
Degub Jantung berdebar runyam
Dan aku mulai gugup bernafas
Berusaha mencari aroma basah
Berusaha mengingat bau tubuhnya
Jalan ku mulai goyah
Banyak beban mengoyak pikiran
Merasuki jiwa yang terlena
Atas setiap bisik kalimat cinta
Sebelum ia pahat tulisan rindu
Dia sungguh wanita terindah milik ku
Wanita yang menawarkan madu
Wanita yang mewarnai pena kasih
Wanita yang merobek benci
Wanita yang menyajikan mimpi
Dia adalah Wanita terindah ku
Wanita dengan senyum kecemburuan
Wanita pengolah canda
Wanita penghasut jenaka
Wanita pesolek sejati
Wanita pengagum dunia
Wanita pencuri hati
DIA......!
Wanita Terindah Ku...........
-Zhe-
Senin, 02 Maret 2009
RENUNG
Ku bawa ia pergi jauh tidur bersama lelap
Rebah segala pikir yang bertandang di kepala
Menguat bagai magnet
Merebak bagai api
Jari-jari mulai berbincang
Satu sama lain menceritakan bahasa
Ku raih surat-surat letih
Ku sekatkan pada pena hening
Ku bawa sekat-sekat itu dan ku ceritakan pada syair
Ku lampirkan isi jiwa serta cetakan luka pagi
Lalu ku kirim ke alamat RENUNG
-zhe-
Kamis, 26 Februari 2009
Jejak Nafas Mu
Akulah nafas yang hidup pada raga mu, nafas yang menjejaki mu dari waktu ke waktu demi untuk membelai dan menjaga mu tanpa letih.
Akulah ladang setia bagi bibit mu dan menjadi benih untuk buah yang akan kau tuai
Akulah Jejak Nafas yang selalu ada di teluk jiwa mu, di kawah lirihan air mata mu
Akulah Jejak Nafas mu...
-zhe-
Rabu, 25 Februari 2009
Untitled
Remuk redam amarah jadi beku
Memainkan senjata ke arah si penggaduh
Atur ribut-ribut memeriamkan abu
Menoleh mayat-mayat terjungkir ringkih
Dari balik jeruji bangunan tua
Mereka duduk memalingkan luka
Tak peduli dengan air mata duka
Entah rupa siapa yang berserakan dipelataran rumah sendiri?
yang terpampang cuma obralan harga diri!
-zhe-
Jumat, 20 Februari 2009
Malaikat untuk ZHE
Pujian yang terlontar dari para pencinta menjadikan ku tenang, tak ku pikirkan semuanya kegalauan ku, sekedarnya aku hanya ingin berbaring sejenak menyegarkan desiran-desiran kepenatan hati yang pekat.
Ya! menghilang sejenak menelusuri mimpi-mimpi sesejukan alam, hingga tak ku ingat lagi semua itu, sejak aku berjalan dengan separuh napas kehidupan
Sementara ruh-ruh ku terbang bebas mencari sang pelangi yang hilang, aku ingin tetap mendengar; nyanyain gembala dengan sulingnya, sang pujangga dengan syairnya, sang filsofi dengan balutan kekuatan jiwa miliknya.
Aku akan terus berlaju mengepakan sisa-sisa nafas yang berserakkan. Membawanya kembali kerumah Tuan ku. Disana mungkin ada banyak pilar-pilar kehormatan yang jauh lebih bijak.
Sesak ku terjaga setiap kali aku bangun dari tidur, semua membuat ku terus berlari tanpa henti
tidak ada rauh-raut wajah cemas melihat ku penuh luka. Sedangkan aku menagis tersedu-sedu
berharap masih ada yang membelai hari ku, membujuk tawa ku dan menyeka air mata ku.
Selalu saja ingin mendiamkan diriku, tanpa perlu bertanya atau ditanya siapapun. sebab aku tak mau pedulikan yang menganggu ringkih ku.
aku ini seperti bunga yang layu dan mudah tergores angin
aku bagaikan binatang yang mengunyah waktu ketidakpastian
aku selalu mengangkat wajah, mengatakan aku baik
padahal aku hanya ingin sayap-sayap itu mengalungi langkahku
padahal aku hanya ingin mati di pelupuk matanya
padahal aku hanya ingin menawarkan isi untuk perut yang lapar dan haus
apa kau tahu?
bahwa aku lebih berharap malaikat datang, kemudian bernyanyi untuk ku
AKU SIAP MEMBUNUHMU
Jika kau bersigap untuk memerangi hatiku, maka bersiaplah kau dengan ahli mu! karena asah mata pisau milik perisaiku siap aku acungkan tepat dijantungmu, supaya lekas kau mati, dan aku tak akan mempedulikannya bagaimana kau menelingkup membebani badanmu, atau seberapa besar lubang kubur yang harus kugali untuk seorang ternajis macam pecundang seperti kau!!!
Dan sebelum semuanya terjadi maka datang dan berlututlah dihadapan tetuahku sembari berjalan dengan perut yang kau punyai, bagai seekor ular yang hidupnya jalang, kemudian berkelilinglah engkau menyusuri aliran air sungai yang menuju ke gunung Sinai, maka dari atas puncak sana kau akan melihat aku sembari tertawa Puas!!
Aku akan terus terjun untuk melihat kau mati perlahan-lahan, mengiba-iba pada semua orang yang sempat kau lucuti hatinya dengan darah segar kesetiaan mereka. Sungguh benar perkataanku ini bahwa AKU SIAP MEMBUNUHMU.
-zhe-